TIPE–TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN
Sehubungan
dengan hal itu, menurut supardi ada lima tipe supervisi, yaitu:
1.
Tipe Inspeksi
Tipe ini merupakan
tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun melihat langsung hal-hal yang
dikerjakan targer supervisi. Kegiatan supervisi yang menggunkan tipe ini,
apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya, supervisor dapat
menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi agar langsung
menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:
a.
Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga.
b.
Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk
maju bagi bawahannya. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil,
mendesak.
c.
Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.
d.
Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawaannya.
2.
Tipe Laisses Faire
Tipe ini target
supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya. Sebab yang
dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor
tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target
supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak
boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi.
Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional
tentang tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan
jabatan atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.
3.
Tipe Coersive
Tipe coersive
(paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur dalam
mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para
pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah daslam memahami tugas dan tanggung
jawabnya. Tipe seperti ini “terpaksa” dilakukan karena pendapat A. Sitohang
yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan.
Karena ternyata dari hasil penelitian menunjukan masih banyak kekurangan dan
kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi. Dalam hal ini
adalah seperti lembaga pendidikan Islam.Dengan adanya tipe ini, diharapkan problem seperti ini akan
cepat teratasi.
4.
Tipe Training and Guidance
Tipe training and
guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe supervisi yang
menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi dilaksanakan dengan
berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi. Tipe training
and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi masih belum
berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini
dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman.
Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif,
maka supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi
dengan tugasnya. Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor
tersebut antara lain:
a.
Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang
positif maupun negatif kepada dirinya.
b.
Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk
dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara
institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga
kependidikan).
c.
Supervisor hendaknya memiliki sikap yang superl dalam berkomunikasi kepada
segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan
menyenangkan dalam berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak
pencapaian target akan terealisasi dengan tepat.
d.
Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari
pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.
e.
Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan
pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan
indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik kepada
satuan pendidikan yang dibinanya.
5.
Tipe Demokratis
Keterlibatan target
supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal utama yang
ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan target
supervisor dan target supervisor. Langkah ini dilakukan agar target supervisi
ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang dijalankan kepadanya.
Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter dalam menjalankan
kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan ke
dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum pembelajaran; kesiswaan;
sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah dengan masyarakat dan
layanan khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar