Selasa, 19 Mei 2015

Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget




TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT PIAGET

1.    Pendahuluan
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Memahami perkembangan kognitif sangatlah diperlukan bagi seorang pengajar dan orang tua. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam sekolah.
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya.
Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami tentang perkembangan kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah perkembangan kognitif anak.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta didik, diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian maupun tahap-tahap karakteristik perkembangan kognitif peserta didik.
Dalam pembahasan proses perkembangan kognitif, ada dua alternative proses perkembangan kognitif yaitu pada teori dan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget dan proses perkembangan kognitif oleh para pakar psikologi pemprosesan informasi. Disini akan di jelaskan perkembangan kognitif menurut piaget Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif.



2.        Materi
A.      Biografi Tokoh
Jean Piaget lahir di Neuchâtel, Swiss , yang berbahasa Perancis pada 9 Agustus 1896 dan meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun. Dia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya.
B.       Teori Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Teori perkembangan piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget ini diringkas dalam tabel berikut:
Tahap
Usia/tahun
Gambaran
Sensorimotor
0-2
Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis
Preoperational
2-7
Anak mulai merepre-sentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar.
Concrete operational
7-11
Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa yang konkrit dan mengkalsifi-kasikan  benda dalam bentuk berbeda
Formal Operational
11-15
Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis.
Untuk menunjukakan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang terorganisir, Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi.
a)    Skema (Struktur kognitif) adalah proses atau cara mengorganisir dan merespon berbagai pengalaman. Dengan kata lain skema adalah suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi.
b)   Adaptasi (struktur fungsional) adalah sebuah istilah yang digunakan piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif. Menurut  Piaget adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan akomodasi.
ü  Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.
ü  Akomodasi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skema yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu
Piaget mengemukakan bahwa setiap organisme yang ingin mengadakan adaptasi dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium), yaitu antara aktivitas individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan aktivitas lingkungan terhadap individu (akomodasi). Agar terjadi ekuilibrasi antara diri individu dengan lingkungan, maka peristiwa-peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sam dan komplementer. Organisasi kecenderungan individu untuk menyatukan berbagai skema menjadi satu sistem yang koheren (berkait dan menjadi kesatuan).
Adapun penjelasan selengkapnya mengenai tahapan-tahapan perkembangan mental Piaget dalam Ruseffendi (2006) adalah sebagai berikut:
1. Tahap sensori motorik (sensori motor stage/ 0-2 thn)
Pada tahap sensorimotor, inteligensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.
Adapun ciri-ciri tahap sensori motor adalah sebagai berikut:
a.    Anak belajar mengembangkan dan menyelaraskan jasmaninya dengan perbuatan mentalnya menjadi tindakan-tindakan atau perbuatan yang teratur dan pasti.
b.    Anak berpikir melalui perbuatan dan gerak.
c.    Perkembangan yang terjadi pada tahap ini adalah dari gerak refleks ngemot dan gerak mata sampai pada kemampuan untuk makan, melihat, memegang, berjalan, dan berbicara.
d.   Pada akhir tahap ini, anak belajar mengaitkan simbol benda dengan benda konkretnya, hanya masih kesulitan.
e.    Pada akhir tahap ini pula, anak mulai melakukan percobaan coba-coba berkenalan dengan benda-benda konkret (dengan menyusunnya, mengutakatik, dan lain-lain).
2. Tahap pre operasi (pre operational stage/2-7 thn)
Dalam tahap ini anak sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Tahap ini adalah tahap dimana anak mulai melakukan persiapan dalam pengorganisasian operasi konkret. Tahap perkembangan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, tahap berpikir pre konseptual (sekitar usia 2 – 4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap berpikir intuitif (sekitar usia 4 – 7 tahun), dimana pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
Adapun ciri-ciri tahap perkembangan pre operasi adalah sebagai berikut:
a.    Sebaran umur sekitar 2 – 7 tahun; tahap berpikir pre konseptual sekitar 2 –4 tahun dan tahap berpikir intuitif sekitar 4 – 7 tahun.
b.    Pada tahap pre konseptual memungkinkan representasi sesuatu itu dengan bahasa, gambar, dan permainan khayalan.
c.    Anak mengaitkan pengalaman yang ada pada dunia luar dengan pengalaman pribadinya.
d.   Pada tahap ini, anak tidak dapat membedakan antara kejadian-kejadian yang sebenarnya (fakta) dengan khayalannya (fantasi). Oleh karena itu, jika dia berdusta “berdustanya” itu bukan karena moralnya jelek, tetapi karena kelemahannya.
3. Tahap operasi kongkrit (concrete operational stage/7-12 thn)
Pada tahap ini, anak dapat memahami operasi (logis) dengan bantuan benda-benda kongkrit. Yang dimaksud operasi dengan bantuan benda-benda kongkrit disini adalah tindakan atau perbuatan mental mengenai kenyataan dalam kehidupan nyata. Anak tidak perlu selalu dengan bantuan benda-benda kongkrit ketika melakukan operasi.
Adapun ciri-ciri anak tahap operasi kongkrit adalah sebagai berikut:
a.    Sebaran umur dari sekitar 7 – 11 atau 12 tahun, kadang-kadang lebih.
b.    Pada permulaan tahap ini, egoismenya mulai berkurang.
c.    Dapat mengelompokkan benda-benda yang mempunyai beberapa karakteristik ke dalam himpunan dan himpunan bagian dengan karakteristik khusus dan dapat melihat beberapa karakteristik suatu benda secara serentak.
d.   Mampu berkecimpung dalam hubungan kompleks antara kelompokkelompok,.
4. Tahap operasi formal (formal operational stage/ 12 tahun ke atas)
Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu, dan cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti.
Adapun ciri-ciri tahap operasi formal adalah sebagai berikut:
a.    Tidak memerlukan perantara operasi konkret lagi untuk menyajikan abstraksi mental secara verbal.
b.    Mulai belajar merumuskan hipotesis (perkiraan) sebelum ia berbuat.
c.    Dapat merumuskan dalil/teori, menggeneralisasikan hipotesis, dan mengetes bermacam hipotesis.
d.   Dapat berpikir deduktif dan induktif, dapat memberikan alasan-alasan dari kombinasi pernyataan dengan menggunakan konjungsi, disjungsi, negasi, dan implikasi, serta memahami induksi matematika.
Kelebihan teori perkembangan Piaget adalah kejeniusannya dalam mengobservasi anak. Observasi-observasinya yang sangat teliti telah mendemonstrasikan langkah baru dalam menemukan bagaimana anak-anak berperilaku dan beradaptasi dengan perkembangan, seperti perpindahan dari tahap pemikiran praoperasional menuju operasional konkret (Haith dan Benson, dalam Santrock: 2007).
Sedangkan kelemahan teori Piaget ini adalah setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.
C.      Implementasi Pada Pembelajaran
Penerapan teori perkembangan kognitif Piaget di kelas adalah:
·           Guru harus mengerti cara berpikir anak, bukan sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru.
·           Agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif. Metode yang baik digunakan adalah dengan menemukan (discovery).
·           Tidak menghukum siswa jika menjawab pertanyaan yang salah.
·           Menekankan kepada para siswa agar mau menciptakan pertanyaa-pertanyaan  dari permasalahan yang ada serta pemecahan permasalahannya.
·           Membimbing siswa dalam menemukakan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
·           Menghindari istilah-istilah teknis.
·           Menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak karena Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
·           Menganjurkan para siswa berpikir dengan cara  mereka sendiri.
·           Memilih pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
·           Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
·           Memberi peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di beri peluang untuk berbicara dab diskusi dengan temannya.




3.        Penutup
A.    Kesimpulan
Teori perkembangan piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi. 4 Konsep yang terdapat pada perkembangan Piaget dalam menerima informasi atau situasi yang baru, yaitu: skema, asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi.
Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget meliputi: Tahap sensori motorik (sensori motor stage/ 0-2 thn), Tahap pre operasi (pre operational stage/2-7 thn), Tahap operasi kongkrit (concrete operational stage/7-12 thn), dan Tahap operasi formal (formal operational stage/ 12 tahun ke atas).
Implementasi perkembangan kognitif Piaget dapat dilakukan dengan : Guru harus mengerti cara berpikir anak,. Metode yang baik digunakan adalah dengan menemukan (discovery). Tidak menghukum siswa jika menjawab pertanyaan yang salah. Menekankan kepada para siswa agar mau menciptakan pertanyaa-pertanyaan  dari permasalahan yang ada serta pemecahan permasalahannya. Membimbing siswa dalam menemukakan dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Menghindari istilah-istilah teknis. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak karena Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Menganjurkan para siswa berpikir dengan cara  mereka sendiri. Memilih pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Memberi peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di beri peluang untuk berbicara dab diskusi dengan temannya.





DAFTAR RUJUKAN

Desmita, 2007, Psikologi Perkembangan : PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Farida Harahap, M.Si, Perkembangan Kognitifteori Piaget
Thobroni  M & Mustofa  Arif, 2011, Belajar & pembelajaran, Jogjakarta : Ar Ruzz Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar