ARTIKEL
: PENATAAN TEMPAT DUDUK YANG EFEKTIF UNTUK
PEMBELAJARAN
PKN
PENATAAN
TEMPAT DUDUK YANG EFEKTIF UNTUK PEMBELAJARAN PKN
Fina Noviana Sarasati
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Penulisan
ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui tata letak ruang yang efektif untuk
pembelajaran PKN. 2) Mengetahui macam-macam tata letak ruang kelas. 3)
Mengetahui karakteristik tata ruang kelas yang efektif. 4) Mengetahui gambar-gambar
tata letak ruang kelas yang efektif. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan teknik pengolaan data menggunakan teknik wawancara,
observasi dan studi pustaka. Penataan tempat duduk yang
efektif dimaksud kan agar ketika proses kegiatan belajar mengajar pembelajaran
PKN mudah dipahami oleh siswa dengan menggunakan
penataan tempat duduk yang efektif, lalu memberikan informasi kepada guru PKN
untuk membuat tempat duduk yang efektif untuk pembelajaran PKN.
PENDAHULUAN
Mencerdaskan kehidupan bangsa salah satunya
adalah dengan pendidikan. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan
membentuk watak peserta didik agar mampu menjadi manusia yang cerdas, berguna
bagi bangsa dan negara serta bertakwa kepada Tuhan YME. Pendidikan adalah salah
satu hal yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, dimana dengan pendidikan
tingkat kemampuan sumber daya manusia akan meningkat. Pendidikan formal yang
baik dimulai dari sejak dini, pendidikan sejak dini tersebut dimulai dari sejak
sekolah dasar. Pendidikan akan terlaksana dengan baik apabila siswa, guru,
proses belajar mengajar, sarana prasarana dan pengelolaan kelas tersebut sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Di dalam pendidikan yang baik terdapat
aspek yang mendukung kesuksesan pendidikan salah satu nya adalah pengelolaan
kelas. Pengelolaan kelas harus disesuikan dengan kebutuhan siswa dan
pembelajaran karena pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan suasan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Winataputra (2003), menyatakan bahwa pengelolaan
kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya
tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang
tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi-
emosional yang positif , serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang
produktif dan efektif. Sedangkan menurut menurut Winzer (Winataputra, 2003: 99)
menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam
menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial. Dari
beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.
Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan
pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa),barang/ fasilitas
dan tempat duduk. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan
fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran
diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas
(cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.
Penataan
tempat duduk termasuk dalam penglolaan kelas, penataan duduk yang baik adalah
apabila tempat duduk yang di sediakan sesuai dengan kebutuhan siswa, kebutuhan
siswa ini meliputi jumlah tempat duduk sesui dengan jumlah siswa dalam kelas
tersebut, tempat duduk harus sesuai dengan kondisi kelas, dan lain sebaginya.
Pengelolaan temat duduk dapat mepengaruhi efektifitas suatu materi pembelajaran
apabila materi pembelajaran cenderung berat maka penataan ruang duduk yang baik
akan menciptakan materi pembelajaran yang berat tersebut menjadi ringan dan
mudah dipahami oleh siswa. Dalam pembelajaran PKN misalnya bagaimana tempat
duduk tersebut dapat mempengaruhi keaktifan siswa, pemahaman siswa dan lain
sebagainya karena Penataan tempat duduk
adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Karena
pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai.
Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi
belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Winzer (Winataputra, 2003: 9-21) bahwa “penataan lingkungan kelas yang
tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh
jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan”.
Dalam
materi pembelajaran Pendidikan Kewarganeraaan (PKN) banyak materi pembelajaran
yang lebih banyak pengertian, pemahaman dan konsep. Ini membutuhkan banyak
waktu dan pemahaman siswa untuk lebih berkonsentrasi. Jika materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini diajarakan dengan biasa-biasa saja atau menggunakan
metode pembelajaran yang biasa maka siswa akan cepat bosan dan akan membuat
tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai. Oleh karena permasalahan itu perlu
diselesaikan agar proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih
menyenangkan, menjadi mata pelajaran yang disukai oleh siswa dan lain
sebgainya. Salah satu penghambat tersebut adalah pengaturan tempat duduk .
Pada
dasarnya penataan tempat duduk khusus nya untuk pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) adalah penataan
tempat duduk yang berbentuk kelas tradisional, penataan tempat duduk hanya
berbentuk barisan meja dan kursi yang disejajarkan dan disetap satu meja diisi
oleh dua orang siswa, penataan tempat duduk ini sangat memungkin kan untuk
siswa yang jumlah nya banyak dan kelas nya tidak terlalu besar, namun dengan
penataan tempat duduk yang berbentuk kelas tradisional tersebut kurang efektif
untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena dengan penataan tempat
duduk seperti ini akan membuat murid cepat bosan, tidak begitu memperhatikan
apa yang guru sampaikan karena tidak terlihat, siswa yang duduk dibelakang
kadang tidak begitu memperhatikan karena tidak focus dengan pembelajaran karena
menurut siswa tersebut biasanya mendapatkan tempat duduk dibelakang tidak
terlalu diperhatikan oleh guru.
Keywords : Penataan Tempat Duduk
METODE
Pada penulisan artikel ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode yang penulis gunakan dalam
penulisan dan penelitian ini. Penggunaan metode ini bertujuan untuk kemudian
dapat mendeskripsikan secara lebih detail mengenai permasalahan yang memang
sering dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas. Pendekatan kulitatif ini
selanjutnya didukung dengan teknik pengumpulan data berupa teknik wawancara,
observasi dan studi pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penataan tempat duduk adalah salah
satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Karena pengelolaan
kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan
penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi
belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa. Untuk pembelajaran PKN
yang matri pembelajaranya lebih banyak pemahaman tentang suatu hal maka perlu
pengelolaan tempat duduk yang baik agar siswa yang belajar pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) tidak mudah bosan dan selalu focus untuk
belajar. Dalam pengelolaan tempat dudu yang efektif untuk pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelolah tempat duduk
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell
(Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a. Visibility
( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan
penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa,
sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang
sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan
pembelajaran.
b. Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat
memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan
selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup
untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak
mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c. Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas
hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses
pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan
temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan
dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi
kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh
positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan tempat
duduk
Penyusunan dan pengaturan ruang
belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru
bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam
belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu:
- Ukuran bentuk kelas
Ukuran bentuk kelas yang luas
memungkinkan guru untuk mengatur tempat duduk yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai oleh guru tersebut, namun jika luas kelas tidak
begitu luas maka akan sulit untuk guru untuk mengatur tempat duduk dan
memungkin kan memakai penataan tempat duduk tradisional.
- Bentuk serta ukuran bangku dan meja
Bentuk serta ukuran meja dan bangku
sangat mempengaruhi dalam pentaan tempat duduk jika tempat duduk nya berukuran
besar dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka sulit bagi guru untuk
membentuk penataan tempat duduk yang baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh guru.
- Jumlah siswa dalam kelas
Jumlah siswa dalam kelas adalah hal
yang terpenting untuk mengelola tempat duduk. Jika didalam kelas tersebut
terdapat 40 anak dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka hanya penataan
tempat duduk tradisional saja yang akan dipakai dalam penataan tempat duduk.
Jumlah siswa yang efektif di setiap kelas berkisar antara 20 sampai dengan 30
murid di setiap kelasnya.
- Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Terdapat beberapa pengelolaan tempat
duduk yang mengharuskan guru untuk membuat siswa berkelompok, di dalam
pengelolan tempat duduk ini jumlah siswa yang baik berkisar antara 5 sampai
dengan 6 perkelompoknya dibagi sesuai dengan jumlah siswa yang terdapat dalam
kelas tersebut, namun semua itu dapat disesuaikan dengan jumlah siswa dalam
kelas tersebut.
- Jumlah kelompok dalam kelas
Jika jumlah kelompok dalam kelas
terlalu banyak maka akan menyulitkan guru dalam proses pembelajaran, karena
biasanya siswa akan mudah terpecah konsentrasinya mereka sibuk bermain dengan
teman-teman nya atau kelas tersebut penuh sesak dengan bangku serta meja yang
akan menyulitkan anak untuk bergerak.
- Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Pembagian siswa perkelompok harus
memperhatikan jenis kelamin dan kemampuan persiswa. Jika di dalam kelompok
hanya berisi perempuan saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi
kelompok yang berisik, atau sebaliknya jika kelompok tersebut beranggotakan
siswa laki-laki saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi
kelompok yang pasif. Di dalam pengaturan siswa dalam kelompok harus diliat
kemampuan perindividu kelompok tersebut jika didalam tersebut berisi
siswa-siswa yang aktif maka kelompok siswa-siswa yang pasif akan terus pasif
tidak dapat berkembang.
3. Bentuk-bentuk pengelolaan tempat duduk
a. Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk
berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat media
visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan
yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik
secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah
dengan seperangkat materi.
b.
Formasi Corak Tim
Mengelompokkan
meja-meja setengah lingkaran atau oblong di ruang kelas agar memungkinkan anda
untuk melakukan interaksi tim. Anda dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi
meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika anda melakukan, beberapa
peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang
kelas untuk melihat anda, papan tulis atau layar
c. Meja Konferensi
Ini terbaik jika meja relatif persegi panjang.
Susunan ini mengurangi pentingnya pengajar dan menambahkan pentingnya peserta
didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal jika pengajar ada pada ujung
meja.
d. Lingkaran
Para peserta didik hanya duduk pada sebuah
lingkaran tanpa meja atau kursi untuk interaksi berhadap-hadapan secara
langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Sediakan ruangan
yang cukup, sehingga anda dapat menyuruh peserta didik menyusun kursi-kursi
mereka secara cepat dalam berbagai susunan kelompok kecil.
e.
Kelompok untuk kelompok
Susunan ini memungkinkan
anda melakukan diskusi fishbowl (mangkok ikan) atau untuk menyusun permainan
peran, berdebat atau observasi aktifitas kelompok. Susunan yang paling khusus
terdiri dari dua konsentrasi lingkaran kursi. Atau anda dapat meletakkan meja
pertemuan di tengah-tengah, dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.
f.
Workstation
Susunan ini tepat untuk
lingkungan tipe laboratorium, aktif dimana setiap peserta didik duduk pada
tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin,
melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan
mendorong patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang
sama
g.
Breakout Groupings
Jika kelas anda cukup
besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-meja dan kursi dimana
kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Tempatkan
susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak
saling mengganggu. Tetapi hindarkan penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil
terlalu jauh dari ruang kelas sehingga hubungan diantara mereka sulit dijaga.
h. Susunan Chevroun
Sebuah susunan ruang
kelas tradisional tidak melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta
didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong, barangkali perlu
menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak
antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk
melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat
paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah.
i. Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran
dari baris lurus yang berupa meja dan kursi, cobalah mengelompokkan kursi-kursi
dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan teman belajar. Cobalah
membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara mereka
sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil dapat
memutar jursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan
pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.
j. Audiotorium
Meskipun auditorium menyediakan lingkungan
yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun masih ada harapan. Jika tempat
duduk-tempat duduk itu dapat dengan mudah dipindah-pindah, tempatkanmereka
dalam sebuah arc (bagian lingkaran) untuk membentuk hubungan lebih erat dan
visibilitas peserta didik.Jika tempat-tempat duduk itu cocok, suruhlah peserta
didik agar duduk sedekat mungkin ke pusat. Berlaku asertif terhadap bentuk ini;
sekalipun dianggap barisan lepas dari sisi audotorium. Ingatlah : tidak masalah
seberapa besar auditorium dan seberapa banyak audien, anda masih dapat
memasangkan mereka dan menggunakan aktifitas-aktifitas belajar aktif yang
melibatkan
4. Kelebihan dari
penataan tempat duduk yang efektif
a.
Aksesibilitas : siswa mudah menjangkau
alat atau sumber belajar yang tersedia
b. Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak
dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
c.
Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara guru
dan siswa maupun antar siswa.
d.
Variasi kerja siswa: memungkinkan siswa
bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau kelompok.
KESIMPULAN
Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan
oleh guru dalam mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan
menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang
baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga
menyenangkan bagi siswa. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengelolah tempat duduk: a. Visibility ( Keleluasaan
Pandangan), b. Accesibility (mudah dicapai), c. Fleksibilitas (Keluwesan), d.
Kenyamanan, e. Keindahan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penataan tempat duduk: Ukuran bentuk kelas, Bentuk
serta ukuran bangku dan meja, Jumlah siswa dalam kelas, Jumlah siswa dalam setiap
kelompok, Jumlah kelompok dalam kelas, dan Komposisi siswa dalam kelompok
(seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita). Bentuk-bentuk
pengelolaan tempat duduk: Formasi Huruf U,
Formasi Corak Tim,
Meja Konferensi,
Lingkaran, Kelompok
untuk kelompok, Workstation, Breakout Groupings, Susunan Chevroun, Kelas Tradisional, dan Audiotorium. Kelebihan
dari penataan tempat duduk yang efektif: Aksesibilitas, Mobilitas, Variasi kerja
siswa, berpasangan, atau kelompok.
SARAN
Dalam pembelajaran PKN
penataan tempat duduk yang cocok adalah penataan tempat duduk dengan
menggunakan tempat duduk Breakout Groupings, Formasi Corak Tim, dan Formasi Huruf dengan menggunakan penataan tempat
duduk tersebut siswa akan lebih memahami pembelajaran PKN karena tidak
terhalang dengan penglihatan dan pendengaran karena penatan tempat duduk di
sama ratakan. Dalam penataan tempat duduk dengan menggunakan formasi tersebut
anak akan aktif dalam pembelajaran dan bagi guru menggunakan penataan tempat duduk
tersebut akan mempermudah melihat murid yang aktif dan tidak aktif dan lain
sebagainya. Namun menggunakan tempat
duduk dengan formasi tersebut harus dengan kriteria ruang yang luas, jumlah
murid yang relatif sedang dan kursi ataupun meja yang sesuai dengan kondisi
kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2007. Cooperative Learning (Memperaktikan Cooperatif
Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo
Udin S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar mengajar.
Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional
Evertson, Carolyn, dkk.2011. Manajemen
Kelas.Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Prihatin,Eka.2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung:
Alfabeta.
Keywords :
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Dirgantara Wicaksono
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Dirgantara Wicaksono
Izin Copas yaa,,,
BalasHapusIZIN COPAS
BalasHapus